ANTARA KITAB KUNING DAN BUKU
AHLI BAHASA ARAB, Kenapa minat terhadap kitab kuning menurun di kalangan santri. Tulisan ini bekerjsama menyadarkan kita bahwa kitab kuning hadir dengan tata caranya sendiri dan tidak sanggup ditafsirkan begitu saja.
Kitab kuning yaitu kitab yang sepenuhnya intelektual. Bahasa arab yang dipakai yaitu bahasa arab dengan tingkatan sastra tertentu.
Bahasa Arab kitab kuning Beda dengan bahasa Al-qur'an. Bahasa Al-qur'an sebagaimana kata imam ali, yaitu hammalun dzu wujuh (mengandung bermacam-macam kemungkinan interpretasi).
Sedangkan kitab kuning yaitu interpretasi itu sendiri. Bahasa kitab kuning yaitu bahasa yang dilingkupi konteks dan ideologi sang pengarang. Tak praktis membaca kitab kuning, apalagi membacanya lepas tanpa bimbingan guru.
tradisi pesantren mengajarkan kitab kuning di pelajari dengan jalur sanad, maksudnya melalui rataian keilmuan dari pengarang kitab (mushonnif), hingga pengajar kitab yang bersangkutan hari ini. Sanad keilmuan dijaga semoga penafsiran kitab kuning tidak melenceng dari penasiran orisional sang pengarang kitab tersebut.
Pengajar kitab kuning ialah rantai silsilah ilmu sang pengarang. Dalam tradisi pesantren pula, sang pengajar sanggup mengajarkan kitab kuning asal menerima izin khusus otoritatif (ijazah) dari sanad di atasnya.
Ada kalanya ijazah itu bernuansa mistis, yang mengharuskan anakdidik melaksanakan riyadhah khusus.
Sanad dan ijazahnya menjadikan kita kuning tampil dengan dua wajah, terkenal dan elitis. Populer sebab kitab kuning praktis ditemukan dimana-mana. Elitis sebab kitab kuning tidak sanggup dipelajari secara otodidak. Dunia kitab kuning yaitu dunia kosmologis yang unik sebab melibatkan sanad, ijazah, silisilah ulama', kadang2 juga nuansa mistis.
Namun moderninasasi meluluhkan tiruananya, Kitab kuning dicetak dalam bentuk digital. contohnya Maktabah Syamilah. Auranya tidak mistis, melainkan murni ilmiah. Lebih unik lagi, kitab kuning dipelajari secara belajar sendiri tanpa guru ibarat yang terjadi di kampus-kampus.
Para orientalis termasuk mereka yang menpenghasilan kitab kuning tanpa harus belajar pada seorang ulama'.
Kitab kuning juga banyak diterjemahkan dalam bentuk buku. Buku-buku tersebut benar-benar menjadi acuan ilmiah terkenal yang multitafsir. Membacanya pun tak memerlukan kewajiban menghadiahkan Fatihah kepada sang pengarang.
Hadirnya kitab kuning digital dan buku-buku terjemahan menjadikan masyarakat praktis mengakses ilmu agama. Hal itu baik, sebab ilmu tidak lagi elitis. tetapi jelek sebab ilmu agama tak lagi metodis dan sistematis.
Ilmu agama, sebagaimana ilmu umum, mensyaratkan sistematis. misalnya, dalam nahwu diwajibkan membaca kitab Jurumiyah kemudian Imrithi, Syarah Ibnu Aqil dan Alfiyah. Urutan juga dijumpai dalam ilmu sharaf, fiqh, tafsir dan tasawuf.
Membaca kitab kuning secara meloncat-loncat justru akan melahirkan pemahaman yang tak utuh, terpisah dan subjektif, Apalagi, tak tiruana kitab kuning diterjemahkan secara sistematis.
Belajar agama dari buku-buku justru berpotensi melahirkan ketidakseimbangan intelektual. Selain tidak mengikuti urutan-urutan sistematika kitab, tidak tiruana karya ulama' yang diterjemahkan. Membaca karya para ulama' tidak secara total akan mengakibatkan distorsi dan mispersepsi.
misalnya membaca karya Imam Nawawi ibarat Arba'in An Nawawiyah atau Riyadhus shalihin tanpa membaca lebih lampau Tahdzib asma' Wal Lughat akan menghasilkan konklusi keliru. misal Lain, Tudingan kaum puritan terhadap muslim tradisionalis tentang bid'ah biasanya dimulai dengan ketidak runtutan dalam membaca karya-karya Imam Nawawi secara menyeluruh.
Dunia kitab kuning dan dunia buku yaitu dunia dengan perdebatan masing-masing. Kehadiran buku tidakboleh dianggap antitesis terhadap kitab kuning.
Jadikan buku sebagai pendamping kitab kuning. Buku dan kitab kuning, sebagaimana tradisi pesantren, bersifat ikhtilaf tanawwu' (variasi yang melengkapi). Kehadiran buku-buku agama akan mempergampang susukan ilmu agama di periode modern, dikala konservatisme dituding tertinggal zaman. Karena itu, mari membaca buku dan kitab kuning sekaligus.
Tag :
Tentang Bahasa Arab
0 Komentar untuk "Keutamaan Kitab Kuning Dan Buku"