Assalamualaikum, Bismillahirohmanirrohim.
Ahlibahasa.blogspot.com- Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Akhi Lughoh. Sebenarnya pertanyaan ini sudah dijawaban dari zaman doloe oleh Ulama Ahli Tafsir (bisa dicari di Tafsir² Klasik).
Dan para Pendeta dan Umat Katolik selalu mempertanyakan (setiap kali melihat terjemahan Alquran) pada masa-ke-masa, MENYANGKA & BERTANYA apakah kata “KAMI” dalam Quran yakni “Tuhan yang lebih dari satu”, PADAHAL ayat lain sudah membantahnya bahwa Allah Swt. yakni SATU (salah satunya Surah Al-Ikhlas ayat 1, Q.S. 112: 1), bukan tiga menyerupai disangkakan Kaum Nashrani.
inilah salah satu tanda keagungan mengapa Quran diturunkan dalam bahasa Arab. jikalau Quran itu diturunkan dengan tiruana bahasa, tentu akan banyak perbedaan penafsiran kata disetiap wilayah dan perubahan yang susah dipantau dan dideteksi kebenarannya.
jikalau Quran di Indonesia dimusnahkan dan dibakar, akan hadir jutaan Hafidz (Penghafal) Quran dari seluruh penjuru dunia untuk menggantikannya dengan hafalan yang sama, surah yang sama, ayat yang sama, dan abjad yang sama. begitulah salah satu cara Allah Swt. menjamin kemurnian Alquran.
Mari kita bahas sedikit saja RAHASIA Alquran.
Terkadang Allah Swt. memakai kata “AKU”, “ALLAH“, DIA” didalam Al Qur’an (dalam bahasa Arab yakni “ANA” juga “INNI” atau kata kerja yang diakhiri dengan abjad “TU”, atau juga eksklusif dengan lafadz “Allah” sendiri, begitu pula dengan kata “Dia” / “Huwa” dalam bahasa Arab).
contoh Ayat,
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ أَجَلا لا رَيْبَ فِيهِ فَأَبَى الظَّالِمُونَ إِلا كُفُورًا
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bekerjsama Allah yang membuat langit dan bumi yakni kuasa (pula) membuat yang serupa dengan mereka, dan sudah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.” (Al-Israa’ Ayat 99)
dengan maksud SUATU PENCIPTAAN YANG TIDAK MELIBATKAN MAKHLUQ MANAPUN, umumnya ALLAH SWT menyampaikan “ANA” / “INNI” (AKU) atau juga “HUWA” (DIA) sanggup juga lafadz “ALLAH” sendiri.
“MENUNJUKKAN” HANYA ALLAH SWT SENDIRI YANG MENCIPTAKAN. TIDAK ADA UNSUR LAIN / MAKHLUQ LAIN (SEKUTU) YG MEMBANTU PENCIPTAANNYA.
maknanya memperlihatkan kekuatan-Nya yang Maha Dahsyat. tidak ada makhluq pun yang sanggup menyamai Keagungan & Kekuatan Penciptaan-Nya Yang Luar Biasa.
referensi Ayat yang lain,
وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ
“Dan Allah membuat langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan biar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.” (Al-Jaatsiyah Ayat 22)
maksudnya, Allah Swt. sendiri yang membuat langit & bumi tanpa ada keterlibatan makhluq lainnya yang memmenolong.
pernah tau gedung paling tinggi di dunia kini yang ada di Dubai? namenye ‘Burj Dubai’ diSana tentu butuh arsitek yg mendesainnya, perlu tenaga sipil, tambah kontraktor, tenaga kerja yang banyak, tenaga hebat nyang bejibun. sanggup kita bayangin, berapa orang yg diharapkan untuk sebuah penciptaan gedung ini.
seorang FIR’AUN pun TIDAK BISA MEMBUAT PIRAMID-nya HANYA SEORANG DIRI !!!
kadang Allah Swt juga memakai kata “KAMI” didalam Quran (dalam bahasa Arab yakni “NAHNU” juga “INNA” atau kata kerja yang diakhiri dengan abjad “NAA”).
Orang Arab tentu akan paham, atau juga orang yg mondok di pesantren yg bahasa sehari-harinya memakai bahasa Arab tentu tau makna penerapan kata “Nahnu (kami)”.
misal 1 : “Nahnu (kami)” memang sanggup dipakai untuk lebih dari satu yaitu “kami” (plural – jamak – banyak), sanggup juga untuk “satu orang” yaitu yg dimaksudkan “aku-sendiri” dengan makna “kemuliaan”. (dalam Bahasa Arab).
misal 1 : “Nahnu (kami)” memang sanggup dipakai untuk lebih dari satu yaitu “kami” (plural – jamak – banyak), sanggup juga untuk “satu orang” yaitu yg dimaksudkan “aku-sendiri” dengan makna “kemuliaan”. (dalam Bahasa Arab).
misal 2 : “Antum (kalian)” memang sanggup dipakai untuk lebih dari satu yaitu “Kalian” (plural – jamak – banyak), sanggup juga untuk “satu orang” yaitu yg dimaksudkan “Anda” dengan makna “kemuliaan”. (dalam Bahasa Arab) (bukan kata “engkau”, yg tidak sopan diucapkan kepada orang tua).
kata “Antum (kalian)”, biasanya dipakai oleh para Santri (Murid) untuk memanggil sang Guru (Kyai) (yg seorang diri – bukan jamak/plural). artinya sangat dianggap TIDAK SOPAN jikalau Santri mengobrol dengan Kyai-nya memanggil dengan kata “ANTA (engkau)”, bukan “ANTUM”. Bukan berarti “Antum” ini bermakna “kalian” (jamak) akan tetapi BERMAKNA satu untuk “PENGHORMATAN”. Ya, untuk SEBUAH “PENGHORMATAN DAN PENGAGUNGAN”.
Belum paham? atau paham sedikit?…
Belum paham? atau paham sedikit?…
Mari kita berguru sdikit bahasa Arab dan Inggris 20 detik saja.
I (am) = aku, aku.
You = engkau
We = kami
They = Mereka
He = dia (laki-laki)
She = dia (wanita)
It = dia (benda & hewan)
mari bandingkan dengan bahasa Arab
Huwa = dia (laki-laki)
Huma = dia berdua (laki-laki)
Hum = mereka (laki-laki)
Hiya = dia (perempuan)
Huma = dia berdua (perempuan)
Hunna = mereka (perempuan)
Anta = engkau (laki-laki)
Antuma = engkau berdua (laki-laki)
Antum = kalian (laki-laki)
Anti = engkau (perempuan)
Antuma = engkau berdua (perempuan)
Antunna = kalian (perempuan)
Ana = Saya, Aku
Nahnu = Kami
belum lagi jikalau digabungkan dengan ‘kata kerja’, maka akan berubah. referensi kata “fa’ala” (melakukan / “do” dalam english) ditempatkan dengan kata-kata diatas maka akan menjadi: “yaf’alu” (dia (seorang lak-laki) melakukan…), “yaf’alaani” (dia dua orang lak-laki melakukan…), “yaf’aluuna” (mereka (laki-laki) melakukan…), dan seterusnya…. puannjaang dee pokoke… (sekadar deskripsi bahwa ilmu bahasa Arab itu luas, grammar-nya tidak sama dengan bahasa Inggris, ataupun bahasa Indonesia, apalagi bahasa lainnya).
Artinya, kita harus mengembalikan makna kata dalam Quran ke BAHASA ASLINYA, yaitu BAHASA ARAB. Ok, kembali… kemudian mengapa ALLAH SWT memakai kata “NAHNU” (KAMI) ???
contoh Ayat وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ
“Dan sesungguhnya Kami sudah membuat insan dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (Al-Mu’minuun Ayat 12)
Kadang Allah Swt. memaksudkan (dalam Alquran) suatu penciptaan yang melibatkan oknum lain dalam penciptaan tersebut sebagai proses, umumnya ALLAH SWT menyampaikan “NAHNU” (KAMI), dan juga kadang ALLAH SWT memakai kata “ANA” (AKU) di Ayat lainnya.
maknanya, dikala Allah Swt. membuat manusia, ada unsur lain yang menjadi PROSES PENCIPTAANNYA. yaitu adanya pertemuan ayah & ibu, bertemunya sel sperma & sel telur. ada PROSES inilah yang kemudian RAHASIA AL QUR’AN mengapa Allah Swt. memakai lafadz “NAHNU (KAMI)”.
maknanya, dikala Allah Swt. membuat manusia, ada unsur lain yang menjadi PROSES PENCIPTAANNYA. yaitu adanya pertemuan ayah & ibu, bertemunya sel sperma & sel telur. ada PROSES inilah yang kemudian RAHASIA AL QUR’AN mengapa Allah Swt. memakai lafadz “NAHNU (KAMI)”.
contoh ayat yang sepadan, Allah Swt. menyampaikan “Khalaqnaa” yaitu “Kami (menciptakan)”
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
“Hai manusia, sesungguhnya Kami membuat engkau dari seorang pria dan seorang perempuan dan menyebabkan engkau berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya engkau saling kenal-mengenal.” (Al-Hujuraat Ayat 13)
Lalu Bagaimana dengan ayat…
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”. (Al-Anbiyaa’ Ayat 107)
kata Arsalna ( أَرْسَلْنَا ‘Kami mengutus’) berasal dari kata dasar “Arsala” أَرْسَلْ (yg mempunyai arti; mengutus, mempersembahkan risalah, mengantarkan risalah).
sebagaimana klarifikasi sebelumnya diatas, kata “KAMI” yg Allah Swt. maksudkan sebab ADANYA OKNUM / UNSUR LAIN DALAM PROSES PENGUTUSAN. YAITU “MALAIKAT JIBRIL” SEBAGAI PENGANTAR WAHYU ALLAH SWT. makanya Allah Swt. memakai Kata “NAHNU” (KAMI).
“Menjadi Rahmat” tidak berarti spesialuntuk “diri Nabi Muhammad saw.” saja, akan tetapi dengan “MUKJIZAT ALQURAN (WAHYU – dari Allah Swt. melalui Malaikat Jibril) dan juga SUNNAH NABI SAW (perilaku & akhlaq ia selama hidup).
kadang ALLAH SWT memperlihatkan kata “INNI” (AKU) dan “NAHNU” (KAMI) didalam Quran yakni “LITTA’DZHIIM” (menunjukkan Keagungan & Kebemasukan).
مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ
“Kami tiada membuat langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (Al-Ahqaaf Ayat 3)
مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ
“Kami tiada membuat langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (Al-Ahqaaf Ayat 3)
menandakan sesuatu Yang BESAR, AGUNG, MULIA, DAHSYAT. contoh, dijelasin bahwa bumi itu mengitari matahari, itu saja. padahal tidak spesialuntuk hingga disitu saja. bahkan matahari pun berputar mengitari galaksi sebagaimana bumi mengitarinya. dan masing-masing mempunyai jalur lintasannya sendiri. mempunyai jarak dan waktu tersendiri. tiruana bergerak. menakjubkan!
Ayat lainnya, (menunjukkan Keagungan dan Kebemasukan Penciptaan-Nya)
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya engkau mengingat kebemasukan Allah.” (Adz-Dzaariyaat Ayat 49)
ada langit ada bumi, ada siang ada malam. dll. tapi kadang di Ayat lain Allah juga memakai kata “Aku”,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzaariyaat : Ayat 56)
kata “KAMI” (memahaminya dalam Bahasa Arab) dalam Quran bukan bermakna “TUHAN ITU LEBIH DARI SATU”. Akan tetapi sebagai TA’DZHIIM (PENGAGUNGAN). sebab Ayat yang lain menyampaikan ALLAH, TIADA TUHAN SELAIN DIA.
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup abadi lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).”(Al-Baqarah Ayat 255)
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (Maha Satu).”(Al-Ikhlas Ayat 1)
Baca Juga :
Seringkali, orang kafir mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya, mengapa Qur’an banyak memakai kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Itu berarti Qur’an pun mengakui “Tuhan” bapa, “Tuhan” anak & “Tuhan” roh!
cepatdangampang-gampangan sanggup dipahami, walau sedikit.
jikalau ingin lebih banyak referensi, silahkan membaca Tafsiran dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Jalalein, atau yg dari Indonesia saja menyerupai Tafsir Al Mishbah, dari Prof. DR. Quraisy Shihab.
Tafsiran-tafsiran menyerupai ini tidak akan Anda temukan dalam Quran Terjemahan, baik dari DEPAG maupun yg digital. makanya para Ahlinya (Ulama Tafsir) yang Fasih dan Alim (Luas Ilmunya) menulis Tafsir Quran ini sebab Ilmu Quran itu SANGATLAH LUAS.
Wallahu Ta’ala A’lam.
wallohu'alam bissawab
Tag :
lainnya

0 Komentar untuk "Mengapa Allah Swt Memakai Kata Kami, Dia, Dan Saya Dalam Al-Qur'an?"